Rabu, 21 September 2011

ketika ku habiskan senja dengan segelas teh pahit.

Mentari terbit dari timur dan terbenam di barat, setelah pagi, siangpun datang dan dilanjutkan sore lalu malam, begitu juga ketika musim kemarau usai akan datang pancaroba dan disusul dengan musim penghujan, begitulah alam yang oleh Tuhan di ciptakan.
Sama seperti sebuah kehidupan manusia tentunya ada rotasi ada kebahagian, kesedihan semua harus dijalani oleh manusia, hal yang penting adalah jangan terlalu atau berlebihan ketika kita mengalami kesedihan atau kebahagiaan, kebahagiaan datang dari dalam hati dan jiwa manusia.
Ada cinta hati manusia yang terkadang juga ada pengkhianatan, cinta merupakan sesuatu yang muncul dan ada tanpa paksakan.
Entah berapa ribu lembar tulisan manusia yang menjelaskan tentang cinta, aku tak tahu apakah mereka mengerti arti cinta ataukah tidak.
Apa yang terjadi bukanlah hal yang dipaksakan tetapi muncul dari nurani, kadang tak dimengerti dan dipahami, walapun di akhir kadang hanya berakhir dalam angan tanpa ada nyata, itulah sebuah kenyataan yang kadang terjadi diperjalanan waktu kadang datang kembali menghapiri, kisah lalu memang terkadang datang walau hanya dalam angan, walaupun masa lalu tak mungkin tuk datang kembali seperti senja yang termakan oleh malam tetapi ada satu hal, masa lalu bisa menjadi sangat berarti dan berharga untuk kita menjalani pelataran waktu di masa datang.
Kali ini ku habiskan senja dengan meminum teh pahit dan berbatang rokok, ku sengaja senja kali ini ditemani oleh teh pahit tanpa sedikitpun gula menyertainya.
Pahit hehehehe, ada beberapa makna yang terkandung didalamnya seperti kebahagiaan dan kesedihan, terkadang kita harus merasakan kepahitan sebelum sampai meraih apa yang kita tuju, berbaring tak berdaya dirumah sakit orang-orang pun rela menelan obat yang terasa pahit dilidah berharap akan sembuh esok hari, terkadang manusia rela mengalami kepahitan untuk meraih apa yang mereka tuju.
Kembali ke segelas teh pahit yang kumiliki dan senja yang mulai terselimuti gelap. Dalam jiwa ada beberapa bayang yang menemani jiwa dalam senja ini.
Yang pertama adalah bayang betapa susahnya seseorang mencari air bersih untuk melangsungkan hidupnya, selanjutnya betapa susahnya masyarakat miskin yang tinggal dipemukiman kumuh, dipinggir rel, dan dibawah kolong jembatan, itu mungkin sebagian kepahitan yang dialami oleh sekian banyak orang yang mengalami kemanisan dinegeri dan ada juga sampai terkena penyakit karena terlalu banyak mendapatkan hal-hal manis tanpa disertai syukur dan berbagi dengan sesama, koruptor adalah sebagian dari yang berlebihan dalam menikmati hal-hal manis tanpa peduli dengan masyarakat yang selalu dihinggapi hal-hal pahit di sekililingnya.
Ada benak kembali muncul cerita tentang anak manusia tentang cinta dan kepahitan, apa yang dicinta memang belum tentu dimiliki, terkadang sesorang yang dicintai tidak bisa tuk dijadikan menjadi kekasih yang dimiliki, tentu pahit rasanya ketika sebuah cinta hanya ada dalam angan tanpa realita sebuah kebahagiaan, tetapi itulah sebagian kecil dari rasa pahit dalam ribuan cerita cinta yang berserakan.
Aku yakin esok akan kembali muncul sinar dari mentari diujung timur sana, setitik cahaya ini bisa menjadi cahaya yang bisa menerangi alam jagad ini bila dia terus naik dan tidak terhenti, begitu juga harapan walau hanya kecil harus ada perjuangan untuk dapat meraihnya dan yakinlah dengan apa yang ada, putus asa adalah sebuah penghianatan untuk jiwa kita, anak manusia yang mengalami kekeringan sekarang tentu tidak lagi mengalami kesulitan ketika hujan turun dan mata air kembali menumpahkan airnya, manusia yang hidup dengan kemiskinan tentu bisa merasakan manisnya kehidupan ketika berusaha untuk bekerja dan bangkit.
Aku tak tahu apa arti yang kutulis bersama senja ini, yang kuinginkan adalah ada sebuah tumpahan beribu huruf yang bisa menentramkan jiwa-jiwa dan ada harapan semoga ada sedikit harapan untuk kembali bangkit untuk manusia – manusia yang sekarang mengalami kepahitan, berbagi, bersyukur dan berusaha harus selalu dilakukan.
Ketika ku habiskan segelas teh pahit ini ku rasakan badan ku hangat, dan malampun memakan senja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar